Friday 26 December 2014

Perbedaan Perilaku Konsumen Muslim Dengan Perilaku Konsumen Konvensional

PERBEDAAN PERILAKU KONSUMEN MUSLIM DENGAN PERILAKU KONSUMEN KONVENSIONAL

Konsumen Muslim memiliki keunggulan bahwa mereka dalam memenuhi kebutuhannya tidak sekadar memenuhi kebutuhan individual (materi), tetapi juga memenuhi kebutuhan sosial (spiritual). Konsumen Muslim ketika mendapatkan penghasilan rutinnya, baik mingguan, bulanan, atau tahunan, ia tidak berpikir pendapatan yang sudah diraihnya itu harus dihabiskan untuk dirinya sendiri, tetapi karena kesadarannya bahwa ia hidup untuk mencari ridha Allah, sebagian pendapatannya dibelanjakan di jalan Allah (fi sabilillah). Dalam Islam, perilaku seorang konsumen Muslim harus mencerminkan hubungan dirinya dengan Allah (hablu mina Allah) dan manusia (hablu mina an-nas).
Konsep inilah yang tidak kita dapati dalam ilmu perilaku konsumen konvensional. Alquran mengajarkan umat Islam agar menyalurkan sebagian hartanya dalam bentuk zakat, sedekah, dan infaq.
Menurut Yusuf Qardhawi[1], ada beberapa norma dasar yang menjadi landasan dalam berperilaku konsumsi seorang muslim antara lain: 
1.    Membelanjakan harta dalam kebaikan dan menjauhi sifat kikir.
2.    Tidak melakukan kemubadziran.
3.    Menjauhi berhutang
4.    Tidak hidup mewah dan boros.
5.    Kesederhanaan.
6.    Konsumen dilarang mengkonsumsi barang atau jasa yang penggunaannya dilarang oleh agama islam. 



[1] Yusuf al-Qaradawi (lahir diShafth Turaab, Kairo, Mesir,9 September 1926; umur 88 tahun) adalah seorang cendekiawan Muslim yang berasal dari Mesir. Ia dikenal sebagai seorang Mujtahidpada era modern ini.

Comments
0 Comments

0 comments:

Post a Comment