This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Traveling to Sabang Island

Janganlah berjalan di belakangku, karena mungkin aku tak bisa memimpinmu. Jangan pula berjalan di depanku, mungkin aku tak bisa mengikutimu. Berjalanlah di sampingku dan jadilah sahabatku.

Tebing With Dormitori's Friends

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Gurutee Montain

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Camping

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.This theme is Bloggerized by Lasantha Bandara - Premiumbloggertemplates.com.

Friday, 19 August 2016

Pembentukan Bank- Bank Syariah

Salah Satu Mesjid Kecil di Nagan Raya Aceh

B. PEMBENTUKAN BANK- BANK SYARIAH

Berdirinya IDB telah memotivasi banyak Negara Islam untuk mendirikan lembaga keuangan syariah. Untuk itu, komite ahli IDB pun bekerja keras menyiapkan panduan tentang pendirian, peraturan, dan pengawasan bank syariah. Kerja keras mereka membuahkan hasil, pada akhir periode 1970-an dan awal dekade 1980-an, bank-bank syariah bermunculan di Mesir, Sudan, Negara-negara teluk, Pakistan, Iran, Malaysia, Bangladesh, serta Turki.

Secara garis besar, lembaga-lembaga tersebut dapat dimasukkan kedalam dua kategori. Pertama, bank Islam komersial (Islamic Commercial Bank). Kedua, lembaga Investasi dalam bentuk international holding companies.

Bank-Bank yang masuk ketegori pertama diantaranya:
1.             Faisal Islamic Bank (di Mesir dan Sudan)
2.             Kuwait Finance House
3.             Dubai Islamic Bank
4.             Jordan Islamic Bank for finance and investment
5.             Bahrain Islamic Bank
6.             Islamic International Bank for Investment and Development (Mesir)

Adapun yang termasuk kategori kedua:
1.            Daar al-Mall al-Islami (Jenewa)
2.            Islamic Investment Company of the gulf
3.            Islamic Investment Company (Bahama)
4.            Islamic Investment Company (Sudan)
5.            Bahrain Islamic Investment Bank (Manama)
6.            Islamic Investment House (Amman)


Daftar Pustaka:
Syafi’i Antonio, Muhammad. 2001. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insana Press.
Halaman :

Meteri ini dari buku : Bank Syariah: Dari teori ke praktik
Penulis: Dr. Muhammad Syafi’I Antonio, M.Ec. ( Nio Gwan Chung )


Awal Kelahiran Sistem Perbankan Syariah


Salah Satu Mesjid di Aceh Jaya

A.     Awal Kelahiran Sistem Perbankan Syariah 

Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran dua gerakan renaissance Islam modern: neorevivalis dan modernis [11]. Tujuan utama dari pendirian lembaga keuangan berlandaskan etika ini adalah tiada lain sebagai upaya kaum muslimin untuk mendasari segenap aspek kehidupan ekonominya berlandaskan Al-Qur'an dan As-Sunnah.

Upaya awal penerapan sistem profit and loss sharing tercatat di Pakistan dan Malaysia sekitar tahun 1940-an, yaitu adanya upaya mengelola dana jamaah haji secara nonkonvensional. Rintisan institusional lainnya adalah Islamic Rural Bank di desa Mit Ghamr pada tahun 1963 di Kairo, Mesir.

Setelah dua rintisan awal yang cukup sederhana itu, bank islam tumbuh dengan sangat pesat. Sesuai dengan analisa Prof. Khursid Ahmad dan laporan International Association of Islamic Bank, hingga akhir 1999 tercatat lebih dari dua ratus lembaga keuangan Islam yang beroperasi di seluruh dunia, baik di negara-negara berpenduduk muslim maupun di Eropa, Australia maupun Amerika [12].

Suatu hal yang patut juga dicatat adalah saat ini banyak nama besar dalam dunia keuangan internasional seperti Citibank, Jardine Flemming, ANZ, Chase-Chemical Bank, Goldman Sach, dan lain-lain telah membuka cabang dan subsidiories yang berdasarkan syariah. Dalam dunia pasar modal pun, Islamic fund kini ramai diperdagangkan, suatu hal yang mendorong singa pasar modal dunia Dow Jones untuk menerbitkan Islamic Dow Jones Index. Oleh karena itu, tak heran jika Scharf, mantan direktur utama bank Islam Denmark yang kristen itu, menyatakan bahwa Bank Islam adalah partner baru pembangunan.[13]

1.      Mit Ghamr Bank
Awal Kelahiran Sistem Perbankan Syariah - Rintisan perbankan syariah mulai mewujud di Mesir pada dekade 1960-an dan beroperasi sebagai rural-social bank (semacam lembaga keuangan unit desa di Indonesia) di sepanjang delta Sungai Nil. Lembaga dengan nama Mit Ghamr bank Binaan Prof. Dr. Ahmad Najjar tersebut hanya mampu menjadi pemicu yang sangat berarti bagi perkembangan sistem finansial dan ekonomi Islam.[14]

2.      Islamic Development Bank
Awal Kelahiran Sistem Perbankan Syariah - Pada Sidang Menteri Luar Negeri Negara-Negara Organisasi Konferensi Islam di Karachi, Pakistan, Desember 1970, Mesir mengajukan sebuah proposal untuk mendirikan bank syariah. Proposal yang disebut Studi tentang Pendirian Bank Islam Internasional untuk Perdagangan dan Pembangunan (International Islamic Bank for Trade and Development) dan proposal pendirian Federasi Bank Islam (Federation of Islamic Banks), dikaji para ahli dari delapan belas negara Islam.[15]

Proposal tersebut pada intinya mengusulkan bahwa sistem keuangan berdasarkan bunga harus digantikan dengan suatu sistem kerja sama dengan skema bagi hasil keuntungan maupun kerugian. Proposal tersebut diterima. Sidang menyetujui rencana mendirikan Bank Islam Internasional dan Federasi Bank Islam.

Proposal tersebut antara lain mengusulkan untuk:
1.      Mengatur transaksi komersial natar Negara islam.
2.      Mengatur institusi pembangunan dan investasi
3.      Merumuskan masalah transfer,kliring,serta settlement antar bank sentral di Negara Islam sebagai langkah awal menuju terbentuknya system ekonomi islam yang terpadu.
4.      Membantu mendirikan institusi sejenis bank sentral syariah di Negara islam.
5.      Mendukung upaya-upaya bank sentral di Negara islam dalam hal pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang sejalan dengan kerja islam.
6.      Mengatur administrasi dan mendayagunakan dana zakat.
7.      mengatur kelebihan likuiditas bank-bank sentral negara islam

Selain hal tersebut, diusulkan pula pembentukan badan-badan khusus yang disebut Badan Investasi Dan Pembangunan Negara-Negara Islam (Investment And Development Body Of Islamic Contries). Badan tersebut akan tersebut akan berfungsi sebagai berikut:
a.      Mengatur investasi modal islam
b.      Menyeimbangkan antara investasi dan pembangunan di negara islam
c.       Memilih lahan atau sector yang cocok untuk investasi dan mengatur penelitiannya.
d.      Memberi saran dan bantuan teknis bagi proyek-proyek yang dirancang untuk investasi regional di negara-negara islam.

Sebagai rekomendasi tambahan, proposal tersebut mengusulkan pembentukan perwakilan-perwakilan khusu yaitu Asosiasi Bank-Bank Islam sebagai badan konsultasi untuk maslah-msalah ekonomi dan perbankan syariah. Tugas badan ini diantaranyamenyediakan bantuan teknis bagi Negara-negara islam yang ingin mendirikan bank syariah dan lembaga keuangan syariah. Bentuk dukungan teknis tersebut dapat berupa pengiriman para ahli ke Negara tersebut, penyebaran atau sosialisasi system perbankan islam, dan saling tukar informasi dan pengalaman antar Negara islam. [16]

Pada sidang Menteri Luar Negeri OKI DI Benghazi,Libya,Maret 1973,usulan tersebut kembali diagendakan. Sidang kemudian juga memutuskan agar OKI mempunyai bidang yang khusus menangani masalah ekonomi dan keuangan. Bulan Juli 1973,komite ahli yang mewakili Negara-negara islam penghasil minyak,bertemu di Jeddah untuk membicarakan pendirian bank Islam. Rancangan Pendririan bank tersebut, berupa anggaran dasar dan anggaran rumah tangga,dibahas patda pertemuan kedua,Mei 1974.

Sidang Menteri Keuangan OKI di Jeddah 1975,menyetujuia rancangan Pendirian Bank Pembangunan Islami atau Islamic Development Bank (IDB). Dengan modal awal 2 milyar dinar Islam atau ekuivalen 2 milyar SDR. Semua Negara anggota OKI menjadi anggota IDB.

Pada tahun awal beroperasinya IDB mengalami banyak hambatan masalah politik. Meskipun demikian, jumlah anggotanya makin meningkat dari 22 negara menjadi 43 negara. IDB juga terbukti mampu memainkan peran yang sangat penting dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan Negara islam untuk pembangunan.Bank ini memberikan pinjaman bungan untuk proyek infrastruktur dan pembiayaan kepada Negara angogota berdasarkan partisipasi modal Negara tersebut. Dana yang tidak dibutuhkan dengan segera digunakan bagi perdagangan luar negeri jangka panjang menggunakan system Murabahah dan Ijarah.


3.      Islamic Research and Training Institute
Awal Kelahiran Sistem Perbankan Syariah - IDB juga membantu mendirikan bank-bank syariah di berbagai negara. Untuk pengembangan sistem ekonomi syariah, institusi ini membangun sebuah intitut riset dan pelatihan untuk pengembangan penelitian dan pelatihan ekonomi Islam, baik dalam bidang perbankan maupun keuangan secara umum. Lembaga ini disangkat IRTI (Islamic Research and Training Institute). [17]

Footnote :
[11] Abdullah Saed, Islamic Banking And Interest: A Study Of Probihition Of Riba And Its Contemporary Interpretation, (Leiden: EJ Brill, 1996)
[12] Khursid Ahmad, “Islamic finance dan banking: The Chlallenge of the 21st century”, dalam imtiyazuddin Ahmad (ed.), Islamic banking dan concept, the practice and the chellenge (plain-field: the Islamic: society of north amerika, 1999)
[13] Traute Wohler  Scharf, Arab And Islamic Bank: New Business Partner For Developing Contries (Paris: Development Center Of Organization For Economic Corporation And Development: 1983)
[14] Ahmad El- Najjar, Bank Bila Fawaid Ka Istiratijiyah Lil Tanmiyah Al-Iqtishadiyyah (Jeddah, King Abdul Aziz University Press, 1972)
[15] Abdullah Saed, Islamic Banking And Interest: A Study Of Probihition Of Riba And Its Contemporary Interpretation, (Leiden: EJ Brill, 1996)
[16] Ziauddin Ahmad, “ The Present State Of Islamic Finance Movement”, Journal Of Islamic Of Banking And Finance, Autum 1985, Hlm. 7 – 48
[17] www.irti.org


Daftar Pustaka:
Syafi’i Antonio, Muhammad. 2001. Bank Syariah: Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Gema Insana Press.
Halaman :


Meteri ini dari buku : Bank Syariah: Dari teori ke praktik
Penulis: Dr. Muhammad Syafi’I Antonio, M.Ec. ( Nio Gwan Chung )